Ratusan pasien tadi pagi (22/04) menjalani pengobatan gratis yang digelar SMK Muhammadiyah 1, Weleri. Bakti sosial yang dikemas dalam Champion Class Acupunture melibatkan 60 siswi kelas X dan XI untuk menangani sekitar 150 pasien. Pasien yang “dikerjai” para siswa menderita darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah, asam urat, dan lain-lain. Setelah mendapatkan penanganan dari para siswi yang sudah terlatih, pasien bisa pulang sambil diberi obat.
“Kegiatan ini gratis dan kami menggelar kegiatan ini untuk mendekatkan kepada masyarakat,” ujar Kasek SMK Muhammadiyah 1 Weleri Yusuf Darmawan tadi siang (22/04).
Yusuf mengaku, para siswi yang dilibatkan menangani pasien sebelumnya sudah mendapat pelatihan dalam bentuk ekstrakurikuler. Mereka sudah mendapatkan ilmu medis dan pijat sebelum berani terjun menangani pasien. Beragam penyakit mampu dideteksi para siswa hanya dengan melihat telapak tangan. Ada penyakit gula darah, tekanan darah tinggi, asam urat, tidak bisa jalan, otot tertekan, liver, dan penyakit lainnya.
Bakti sosial dengan mengobati pasien sudah sering digelar. Tiap tiga bulan sekali pihaknya menggelar bakti sosial mengobati berbagai penyakit.
Salah satu pasien Kamsari, 47, warga Penaruban, mengaku mengajak istrinya yang menderita gula darah tinggi untuk berobat. Penyakit yang diderita istrinya sudah cukup parah sehingga matanya sudah tidak bisa melihat. Dia terpaksa membopong istrinya karena kesulitan jalan. Sudah berbagai cara ditempuh untuk menyembuhkan penyakit yang diderita istrinya.
“Pernah di rumah sakit selama satu bulan dan berobat ke luar daerah tapi belum juga sembuh. Semoga di sini cocok dan ada perkembangan,” ujar Kamsari. (04) sumber
“Kegiatan ini gratis dan kami menggelar kegiatan ini untuk mendekatkan kepada masyarakat,” ujar Kasek SMK Muhammadiyah 1 Weleri Yusuf Darmawan tadi siang (22/04).
Yusuf mengaku, para siswi yang dilibatkan menangani pasien sebelumnya sudah mendapat pelatihan dalam bentuk ekstrakurikuler. Mereka sudah mendapatkan ilmu medis dan pijat sebelum berani terjun menangani pasien. Beragam penyakit mampu dideteksi para siswa hanya dengan melihat telapak tangan. Ada penyakit gula darah, tekanan darah tinggi, asam urat, tidak bisa jalan, otot tertekan, liver, dan penyakit lainnya.
Bakti sosial dengan mengobati pasien sudah sering digelar. Tiap tiga bulan sekali pihaknya menggelar bakti sosial mengobati berbagai penyakit.
Salah satu pasien Kamsari, 47, warga Penaruban, mengaku mengajak istrinya yang menderita gula darah tinggi untuk berobat. Penyakit yang diderita istrinya sudah cukup parah sehingga matanya sudah tidak bisa melihat. Dia terpaksa membopong istrinya karena kesulitan jalan. Sudah berbagai cara ditempuh untuk menyembuhkan penyakit yang diderita istrinya.
“Pernah di rumah sakit selama satu bulan dan berobat ke luar daerah tapi belum juga sembuh. Semoga di sini cocok dan ada perkembangan,” ujar Kamsari. (04) sumber